Syuting film di Gunung Semeru, Malang, Jawa Timur bukanlah perkara mudah. Selain harus tidur di tenda, mandi di danau dan buang air besar di semak-semak, para pemain dan kru harus siap untuk hidup tanpa gadget karena tidak ada listrik dan signal provider untuk semua alat telekomunikasi di sana. Begitu pula yang dialami oleh aktor bernama asli Fedrian Nuril ini saat syuting film 5 CM di Gunung Semeru.
“Sama sekali nggak dapat sinyal handphone (HP) di sana,” ujar cowok yang berulang tahun setiap tanggal 1 Juli ini. “Tapi, hal itu malah bikin aku lega karena jadi nggak ada yang ganggu waktu sibuk syuting. Pada dasarnya, waktu di Jakarta pun, aku bukan orang yang pegang HP terus-terusan. Kalau aku lagi malas, HP aku diemin saja. Nggak peduli deh, mau bunyi terus kayak gimana. Nggak bakal aku angkat dan balas.”
Pemeran Genta di film 5 CM ini pun benar-benar merasakan bagaimana hidup tanpa gadget bersama para pemain dan kru lainnya. “Di sana, semua orang HP-nya nggak ada yang berfungsi. Jadi, benar-benar merasakan bagaimana kembali ke zaman di mana orang-orang belum punya HP. Biasanya kan, kita nongkrong ramai-ramai, misalnya 10 orang, tapi masing-masing sibuk sama HP-nya. Pembicaraan jadi makin sedikit. Ternyata, hidup tanpa HP itu menyenangkan juga, kok. Bikin kami lebih akrab dan seru. Kami benar-benar berbaur satu sama lain, tanpa melihat adanya perbedaan ‘kelas’,” ungkap gitaris band Garasi ini. “Waktu balik ke Jakarta dan buka HP lagi, wah, banyak banget panggilan dan pesan yang masuk. Dan, itu bikin HP aku jadi hang. Hihihi,” timpal si cakep ini.
Lulusan D3 Akuntansi di Universitas Indonesia, Depok ini sama sekali nggak keberatan untuk kembali ke Gunung Semeru dan hidup tanpa HP. “Pas banyak panggilan dan pesan yang masuk ke HP, itu bikin aku jadi pusing. Kalau ada yang pengin ambil HP aku, ambil saja, deh. Nggak masalah, kok. Aku mendingan memilih untuk kembali ke Gunung Semeru. Hahaha,” bilang cowok yang hobi nonton film dan membaca ini.
Buat Fedi, gunung adalah tempat yang indah dan bisa dijadikan sebagai tempat untuk refreshing. “Soalnya, gunung itu adalah tempat yang paling pas untuk menghindari hiruk-pikuk kota besar, karena cuma ada suara angin di situ. Memang itu yang aku perlu. Begitu sampai di Jakarta dan masuk ke tol bandara Soekarno Hatta, terus macet dan dengar bunyi klakson, wah, rasanya pengin banget turun dari mobil dan pesan tiket pesawat ke Malang. Hahaha,” kenang penyuka binatang burung merak ini.
“Sama sekali nggak dapat sinyal handphone (HP) di sana,” ujar cowok yang berulang tahun setiap tanggal 1 Juli ini. “Tapi, hal itu malah bikin aku lega karena jadi nggak ada yang ganggu waktu sibuk syuting. Pada dasarnya, waktu di Jakarta pun, aku bukan orang yang pegang HP terus-terusan. Kalau aku lagi malas, HP aku diemin saja. Nggak peduli deh, mau bunyi terus kayak gimana. Nggak bakal aku angkat dan balas.”
Pemeran Genta di film 5 CM ini pun benar-benar merasakan bagaimana hidup tanpa gadget bersama para pemain dan kru lainnya. “Di sana, semua orang HP-nya nggak ada yang berfungsi. Jadi, benar-benar merasakan bagaimana kembali ke zaman di mana orang-orang belum punya HP. Biasanya kan, kita nongkrong ramai-ramai, misalnya 10 orang, tapi masing-masing sibuk sama HP-nya. Pembicaraan jadi makin sedikit. Ternyata, hidup tanpa HP itu menyenangkan juga, kok. Bikin kami lebih akrab dan seru. Kami benar-benar berbaur satu sama lain, tanpa melihat adanya perbedaan ‘kelas’,” ungkap gitaris band Garasi ini. “Waktu balik ke Jakarta dan buka HP lagi, wah, banyak banget panggilan dan pesan yang masuk. Dan, itu bikin HP aku jadi hang. Hihihi,” timpal si cakep ini.
Lulusan D3 Akuntansi di Universitas Indonesia, Depok ini sama sekali nggak keberatan untuk kembali ke Gunung Semeru dan hidup tanpa HP. “Pas banyak panggilan dan pesan yang masuk ke HP, itu bikin aku jadi pusing. Kalau ada yang pengin ambil HP aku, ambil saja, deh. Nggak masalah, kok. Aku mendingan memilih untuk kembali ke Gunung Semeru. Hahaha,” bilang cowok yang hobi nonton film dan membaca ini.
Buat Fedi, gunung adalah tempat yang indah dan bisa dijadikan sebagai tempat untuk refreshing. “Soalnya, gunung itu adalah tempat yang paling pas untuk menghindari hiruk-pikuk kota besar, karena cuma ada suara angin di situ. Memang itu yang aku perlu. Begitu sampai di Jakarta dan masuk ke tol bandara Soekarno Hatta, terus macet dan dengar bunyi klakson, wah, rasanya pengin banget turun dari mobil dan pesan tiket pesawat ke Malang. Hahaha,” kenang penyuka binatang burung merak ini.
No comments:
Post a Comment